Selasa, 21 Januari 2014

Mari Berhemat! Gunakan Air Seperlunya

“MENGELOLA AIR BEKAS WUDLU YANG
TERSIA-SIAKAN”
(Pembelajaran untuk Peduli Lingkungan)

Oleh: Muh. Ali Ma’sum, S.Ag

Ditulis untuk diajukan:
Penghargaan Anugerah Pendidikan Lingkungan Tingkat Kabupaten Madiun Tahun 2011
yang diselenggarakan kerjasama: Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun dan Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Madiun


Air merupakan salah satu kebutuhan yang paling vital untuk memenuhi hajat hidup tidak saja manusia tetapi juga hewan dan tanaman. Namun berbeda antara manusia dengan makhluk yang lain, manusia membutuhkan air yang bersih untuk kebutuhan hidupnya terutama untuk makan dan minum, sedangkan hewan dan tumbuhan tidak membutuhkan yang bersih yang penting tidak mengandung zat racun.
Kebutuhan akan air bersih di beberapa daerah mengalami kendala. Sebagai contoh daerah yang mengalami kekeringan karena sumber mata air terlalu dalam, atau sebaliknya yang tertimpa banjir, baik karena hujan maupun karena air laut yang pasang, dan juga karena kebocoran gas. Sementara di sisi lain kita mengamati perilaku kebanyakan umat Muslim berlebih-lebihan (melakukan pemborosan) dalam penggunaan air. Meskipun dengan dalih ibadah melaksanakan perintah Allah SWT. Misalnya berwudlu sambil sendau gurau dan berwudlu dengan jumlah basuhan yang melebihi 3 kali.
Sebenarnya ajaran Agama Islam sendiri pun juga banyak memberikan peringatan kepada para pemeluknya untuk tidak melakukan sesuatu hal yang melewati batas. Namun kebanyakan mereka tidak menyadari bahwa apa yang menjadi kebiasaan mereka itu sebenarnya termasuk larangan Allah SWT.


Rumusan Masalah
Maka dari itu kami berkeinginan untuk mengungkapkan permasalahan sebagai berikut:
1.      Mengapa air-air bekas wudlu perlu dikelola?
2.      Bagaimana cara mengelola air-air bekas wudlu?
                                       
Pembatasan Masalah
Pembahasan makalah ini kami batasi lingkup SMP Negeri 2 Sawahan, Kabupaten Madiun, yaitu alternatif pengelolaan air bekas wudlu di ling-kungan SMPN 2 Sawahan.

Tujuan Pembahasan
  1. Menyampaikan argumen-argumen mengenai perlunya pengelolaan terhadap air bekas wudlu demi upaya penyadaran untuk berlaku hemat terhadap penggunaan air.
  2. Memberikan alternatif solusi untuk memanfaatkan air bekas wudlu, yang biasanya langsung mengalir menuju selokan (sungai).


KAJIAN TEORI
Kata “mengelola” dalam KBBI bermakna mengolah, menata, meman-faatkan. Air bekas wudlu artinya air suci yang mensucikan berasal dari salah satu dari tujuh jenis (air sumur, air sungai, air sumber mata air, air hujan, air es /salju, air embun dan air laut) yang telah digunakan untuk berwudlu. Yang tersia-siakan artinya terbuang begitu saja atau tidak dimanfaatkan lagi.
Wudlu’ menurut bahasa berarti bersih dan indah. Dan menurut syari’at berarti membersihkan anggota-anggota wudlu’ untuk menghilangkan hadats kecil.[1] Bagi umat Islam berwudlu adalah termasuk salah satu  ibadah yang pokok. Ia adalah bagian dari thaharah (kesucian) selain tayamum dan ghusl (mandi) yang merupakan syarat utama untuk melakukan ibadah mahdhah (langsung antara hamba dengan Allah SWT). Hal tersebut didasarkan pada firman Allah SWT dalam QS. Al Maidah ayat 6: 
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki,." (QS. Al Maidah: 6)
Dari ayat tersebut jelas sekali bahwa sebelum mendirikan shalat (hubungan langsung dengan Allah SWT) umat Muslim diperintahkan untuk berwudlu dengan cara yang tersebut dalam ayat di atas. Yang demikian karena Allah SWT maha suci dan hanya akan menerima hamba-Nya kalau dalam suci pula.
Berwudlu itu menggunakan sarana berupa air, dengan ketentuan-ketentuan yang telah diatur dalam syari’at Islam. Di dalam berwudlu umat Islam disunnahkan untuk melakukan masing-masing basuhan sebanyak 3 kali. Umat Islam dalam sehari semalam memerlukan wudlu minimal sebanyak 5 kali.
Allah SWT melarang terhadap hamba-hamba-Nya untuk berperilaku boros, sebagaimana firman-Nya: 
“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan, dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al Isra’: 27)
Dari ayat tersebut ditegaskan bahwasannya orang-orang yang berperilaku boros itu sebagai saudaranya setan, padahal setan itu kafir terhadap Allah SWT. Pada banyak firman Allah SWT yang lain ditegaskan bahwa setan itu adalah musuh yang nyata bagi anak-cucu Nabi Adam as.
Pada ayat yang lain Allah SWT juga menegaskan: "dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al An’am: 141)

Kita umat manusia diperbolehkan untuk makan, minum, dan berhias tetapi kita dilarang berlebih-lebihan, walaupun terhadap sesuatu yang mubah (boleh). Termasuk dalam hal ini adalah penggunaan air ketika berwudlu. Dalam berwudlu pembasuhan anggota wudlu maksimal tiga kali, lebih dari itu makruh (dibenci), meskipun berwudlunya dengan air sungai, air hujan, air laut sekalipun yang nota bene adalah tidak usah mengeluarkan biaya. Apalagi kalau berwudlunya dengan air bersih yang harus dibayar. Itulah yang menjadi argumen mengapa kita perlu mengelola air bekas wudlu.
Air merupakan kebutuhan vital bagi makhluk hidup, tidak saja manusia namun juga binatang dan tumbuh-tumbuhan.[2]  Ditambah semakin sempitnya lahan untuk cocok tanam,sehingga dibudidayakan menanam pada pot-pot atau polibag.[3] Serta binatang-binatang yang tidak lagi digembalakan namun dikandangkan, kebutuhan minum mereka menjadi kewajiban manusia untuk menyediakan.

Dan mengapa air bekas wudlu yang perlu dikelola, adalah karena air bekas wudlu mempunyai keutamaan-keutamaan sebagai berikut:

  1.      Air yang kita gunakan untuk berwudlu, kelak di hari kiyamat akan menjadi saksi yang melaporkan kesaksiannya kepada Allah SWT. 
  2.      Tetesan-tetesan dari anggota wudlu menjelma menjadi para malaikat Allah SWT. Malaikat Allah tidak akan mati sebelum datang hari Kiyamat. "Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah[767]. (QS. Ar-Ra’d: 11)
Selain dua hal di atas mengapa air bekas wudlu yang perlu dikelola? Adalah karena air tersebut setelah digunakan untuk berwudlu tidak berubah sifat dan tidak terkontaminasi oleh zat-zat yang berbahaya, karena persyaratan air yang bisa digunakan untuk berwudlu adalah air yang suci dan mensucikan (thayyib-muthayyib).
Jadi jika dimanfaatkan untuk menyirami tanaman-tanaman atau memberi minum hewan ternak akan lebih berkah daripada yang disirami dengan air yang yang bukan air bekas wudlu. Berkah dalam arti bahasa yaitu bertambahnya nilai kebaikan yang ada pada sesuatu. Berkah dalam hal bisa berarti pertumbuhan lebih bagus, bunganya lebih indah menawan, baunya lebih harum, dan buahnya lebih nikmat, vitamin yang halal dan thayyib.

[1] Rifa’i,Muhammad, Drs. H., hal 63
[2] QS. Al Anbiya’: 30, “…. . Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup …..
[3] Sumarsono, Bagyo, Ir.,S.Pd, (2009) hal.18-19.



PENYAJIAN HASIL PENGAMATAN
Di SMP Negeri 2 Sawahan siswa/siswinya 99 % Muslim, juga pendidik dan tenaga kependidikannya 95 % Muslim. Di sana diadakan kegiatan pembiasaan Shalat Dhuha pada jam istirahat bagi siswa/siswi kelas VII dan Shalat Dhuhur berjama’ah setelah jam pelajaran terakhir bagi siswa/siswi kelas VIII dan Shalat-shalat nawafil bagi siswa/siswi kelas IX pada saat jam pelajaran PAI yang dilaksanakan di Mushalla sekolah.
Sebelum melaksanakan shalat para siswa secara bergiliran antri untuk berwudlu. Pada saat antrian wudlu kita amati, beberapa orang siswa melakukan sambil bersendau gurau dengan teman-temannya, padahal air yang mestinya digunakan untuk berwudlu terus mengalir dengan percuma. Pada kesempatan yang lain kita amati beberapa orang siswa berwudlu dengan basuhan pada kaki secara berulang-ulang sampai melebihi 3 kali basuhan. Terkadang juga terjadi namanya anak-anak, menggoda temannya yang sudah wudlu disentuh padahal lain jenis agar batal. Karena batal ia harus wudlu lagi.
Di sisi lain kita mengamati air-air yang habis digunakan untuk wudlu mengalir terbuang begitu saja ke selokan. Padahal kalau kita pikirkan air wudlu itu bersih dan suci dan setelah digunakan wudlupun tetap bersih tidak merubah sifat air tersebut. Seandainya diambil untuk diminumkan ke hewan ternak pun tidak akan berbahaya, juga untuk disiramkan ke tanaman tidak berbahaya. Tetapi air tersebut tidak dimanfaatkan untuk apa-apa, dibuang begitu saja.
Hal ini menandakan bahwa para siswa belum mempunyai kepedulian terhadap lingkungan hidup. Padahal di sekitar lingkungan mereka misalnya taman-taman sekolah dan juga tanaman-tanaman yang pot tidak jarang mengalami keterlambatan menerima siraman air. Tidak jarang guru harus memerintah untuk menyiram melalui pemberian sanksi karena melanggar tata tertib sekolah.
Oleh karena itu melalui kegiatan pengelolaan air wudlu ini, kami selaku pendidik Agama Islam mengajarkan kepada para siswa:
1.      Untuk berhemat dalam menggunakan air.
2.      Untuk peduli terhadap tanaman dan hewan yang juga membutuhkan air.
Di sekolah kami SMP Negeri 2 Sawahan, para siswa dibiasakan untuk shalat dhuha pada jam istirahat pertama dan  shalat Dhuhur berjamaah setelah selesai pelajaran terakhir serta shalat shalat-shalat nawafil pada saat jam pelajaran PAI. Karena terbatasnya lokasi pada tempat ibadah yang ada di sekolah, sedangkan jumlah rombongan belajarnya 36 maka kami membuat jadwal shalat untuk mereka agar masing-masing kelas mendapat kesempatan.
Tempat wudlu kita atur, selokannya ditutup dan airnya dialirkan ke arah tandon (tampungan air). Selain itu kami juga menempatkan bak air di bawah kran air tempat untuk berwudlu. Para siswa diberi penjelasan mengenai alasan kegiatan pemanfaatan air bekas wudlu untuk menyiram tanaman. Yaitu karena sebagai orang yang beriman kita dilarang melakukan pemborosan atau menyia-nyiakan sesuatu (disini adalah air bekas wudlu). Diperhatikan dari sifatnya air tidak mengalami perubahan setelah digunakan untuk berwudlu. Jadi tidak membahayakan bagi tanaman yang disiram dengannya.
Bahkan kita tanamkan keyakinan dalam hati siswa bahwa air yang menetes dari anggota wudlu kita oleh Allah SWT diciptakan menjadi malaikat yang akan mendoakan terhadap orang yang berwudlu. Jadi jika dimanfaatkan untuk menyirami tanaman-tanaman atau memberi minum hewan ternak akan lebih barakah daripada yang disirami dengan air yang yang bukan air bekas wudlu. Berkah dalam arti bahasa yaitu bertambahnya nilai kebaikan yang ada pada sesuatu. Barakah dalam hal bisa berarti pertumbuhan lebih bagus, bunganya lebih indah menawan, baunya lebih harum, dan buahnya lebih nikmat, vitamin yang halal dan thayyib.
Setelah menerima penjelasan mengenai hikmah dari memanfaatkan air bekas wudlu siswa diberi tugas sebelum mereka secara bergiliran mengambil air bekas wudlu dari bak tampungan air bekas wudlu temannya dengan menggunakan bak ukuran kecil untuk disiramkan ke tanaman yang berada di lingkungan sekolah terutama yang berada di dalam pot-pot. Setelah semua selesai berwudlu baru didirikan shalat berjamaah.


Siswa/siswi berwudhu secara bergantian,


bagi siswa/siswi yang mengantri

diharuskan untuk mengangkat 1 bak air berisi air bekas wudhu
untuk disiramkan ke pot tanaman



Siswa sedang menyiramkan 1 bak air bekas wudhu ke pot 

Para siswa yang lain mengambil air bekas wudlu yang terbuang ke tampungan air

Siswa sedang menyiramkan air bekas wudhu ke tanaman di luar pot


KESIMPULAN

Sebagai orang yang beriman kita dilarang berperilaku boros (menyia-nyiakan sesuatu) dan juga dilarang melebihi batas. Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang melebihi batas.

Dari pengamatan terhadap perilaku siswa yang sedang berwudlu didapatkan kesimpulan bahwa kebanyakan mereka belum menyadari telah melakukan penyia-nyiaan terhadap air. Hal inilah yang menjadi pembahasan kami untuk mengelola air bekas wudlu. 

Dengan cara menampung air bekas wudlu itu ke bak besar kemudian secara bergiliran siswa bertugas mengambil dengan bak kecil untuk disiramkan ke tanaman terutama yang berada di pot-pot.

Karena air wudlu ini memiliki banyak keutamaan, maka jika disiramkan ke tanaman atau diminumkan ke hewan ternak akan lebih barokah, memberikan kebaikan yang lebih banyak.

Mudah-mudahan tulisan ini bisa bermanfaat bagi pelestarian lingkungan.



SARAN

Kami sarankan khususnya kepada para Guru PAI di mana saja untuk mengajak para siswanya memanfaatkan air bekas wudlu baik di sekolah maupun di rumah, sebagai pembelajaran untuk peduli lingkungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tanggapan

Lifelong Education (Belajar Sepanjang Hayat). Dengan ilmu, semua menjadi mudah. Dengan seni, semua menjadi indah. Dengan agama, semua menjadi terarah. Kebersihan adalah Pangkal Kesehatan.