“MENGELOLA
AIR BEKAS WUDLU YANG
TERSIA-SIAKAN”
TERSIA-SIAKAN”
(Pembelajaran
untuk Peduli Lingkungan)
Oleh: Muh. Ali Ma’sum, S.Ag
Ditulis untuk diajukan:
Penghargaan Anugerah Pendidikan Lingkungan Tingkat Kabupaten Madiun
Tahun 2011
yang diselenggarakan
kerjasama: Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun dan Kantor Lingkungan Hidup
Kabupaten Madiun
Air
merupakan salah satu kebutuhan yang paling vital untuk memenuhi hajat
hidup tidak saja manusia tetapi juga hewan dan tanaman. Namun berbeda antara
manusia dengan makhluk yang lain, manusia membutuhkan air yang bersih untuk
kebutuhan hidupnya terutama untuk makan dan minum, sedangkan hewan dan tumbuhan
tidak membutuhkan yang bersih yang penting tidak mengandung zat racun.
Kebutuhan
akan air bersih di beberapa daerah mengalami kendala. Sebagai contoh daerah
yang mengalami kekeringan karena sumber mata air terlalu dalam, atau sebaliknya
yang tertimpa banjir, baik karena hujan maupun karena air laut yang pasang, dan
juga karena kebocoran gas. Sementara di sisi lain kita mengamati perilaku
kebanyakan umat Muslim berlebih-lebihan (melakukan pemborosan) dalam penggunaan
air. Meskipun dengan dalih ibadah melaksanakan perintah Allah SWT. Misalnya
berwudlu sambil sendau gurau dan berwudlu dengan jumlah basuhan yang melebihi 3
kali.
Sebenarnya
ajaran Agama Islam sendiri pun juga banyak memberikan peringatan kepada para
pemeluknya untuk tidak melakukan sesuatu hal yang melewati batas. Namun
kebanyakan mereka tidak menyadari bahwa apa yang menjadi kebiasaan mereka itu
sebenarnya termasuk larangan Allah SWT.
Rumusan Masalah
Maka dari itu kami berkeinginan untuk mengungkapkan permasalahan
sebagai berikut:
1.
Mengapa
air-air bekas wudlu perlu dikelola?
2.
Bagaimana
cara mengelola air-air bekas wudlu?
Pembatasan Masalah
Pembahasan makalah ini kami batasi lingkup
SMP Negeri 2 Sawahan, Kabupaten Madiun, yaitu alternatif pengelolaan air bekas
wudlu di ling-kungan SMPN 2 Sawahan.
Tujuan Pembahasan
- Menyampaikan argumen-argumen mengenai perlunya pengelolaan terhadap air bekas wudlu demi upaya penyadaran untuk berlaku hemat terhadap penggunaan air.
- Memberikan alternatif solusi untuk memanfaatkan air bekas wudlu, yang biasanya langsung mengalir menuju selokan (sungai).
KAJIAN TEORI
Kata “mengelola” dalam KBBI bermakna mengolah, menata,
meman-faatkan. Air bekas wudlu artinya air suci yang mensucikan berasal dari
salah satu dari tujuh jenis (air sumur, air sungai, air sumber mata air, air
hujan, air es /salju, air embun dan air laut) yang telah digunakan untuk
berwudlu. Yang tersia-siakan artinya terbuang begitu saja atau tidak
dimanfaatkan lagi.
Wudlu’ menurut bahasa berarti bersih dan indah. Dan menurut syari’at
berarti membersihkan anggota-anggota wudlu’ untuk menghilangkan hadats kecil.[1]
Bagi umat Islam berwudlu adalah termasuk salah satu ibadah yang pokok. Ia adalah bagian dari thaharah (kesucian) selain tayamum dan ghusl (mandi) yang merupakan syarat utama untuk melakukan ibadah mahdhah (langsung antara hamba dengan
Allah SWT). Hal tersebut didasarkan pada firman Allah SWT dalam QS. Al Maidah
ayat 6:
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki,." (QS. Al Maidah: 6)
Dari ayat tersebut jelas sekali bahwa sebelum mendirikan shalat (hubungan
langsung dengan Allah SWT) umat Muslim diperintahkan untuk berwudlu dengan cara
yang tersebut dalam ayat di atas. Yang demikian karena Allah SWT maha suci dan
hanya akan menerima hamba-Nya kalau dalam suci pula.
Berwudlu itu menggunakan sarana berupa air, dengan
ketentuan-ketentuan yang telah diatur dalam syari’at
Islam. Di dalam berwudlu umat Islam disunnahkan untuk melakukan
masing-masing basuhan sebanyak 3 kali. Umat Islam dalam sehari semalam memerlukan
wudlu minimal sebanyak 5 kali.
Allah SWT melarang terhadap hamba-hamba-Nya untuk berperilaku
boros, sebagaimana firman-Nya:
“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan, dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al Isra’: 27)
Dari ayat tersebut ditegaskan
bahwasannya orang-orang yang berperilaku boros itu sebagai saudaranya setan,
padahal setan itu kafir terhadap Allah SWT. Pada banyak firman Allah SWT yang
lain ditegaskan bahwa setan itu adalah musuh yang nyata bagi anak-cucu Nabi
Adam as.
Pada ayat yang lain Allah SWT juga menegaskan: "dan
janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang
berlebih-lebihan." (QS. Al An’am: 141)
Kita umat manusia diperbolehkan untuk makan, minum, dan berhias tetapi kita dilarang berlebih-lebihan, walaupun terhadap sesuatu yang mubah (boleh). Termasuk dalam hal ini adalah penggunaan air ketika berwudlu. Dalam berwudlu pembasuhan anggota wudlu maksimal tiga kali, lebih dari itu makruh (dibenci), meskipun berwudlunya dengan air sungai, air hujan, air laut sekalipun yang nota bene adalah tidak usah mengeluarkan biaya. Apalagi kalau berwudlunya dengan air bersih yang harus dibayar. Itulah yang menjadi argumen mengapa kita perlu mengelola air bekas wudlu.
Air merupakan kebutuhan vital bagi makhluk hidup, tidak saja manusia
namun juga binatang dan tumbuh-tumbuhan.[2]
Ditambah semakin sempitnya lahan untuk
cocok tanam,sehingga dibudidayakan menanam pada pot-pot atau polibag.[3]
Serta binatang-binatang yang tidak lagi digembalakan namun dikandangkan,
kebutuhan minum mereka menjadi kewajiban manusia untuk menyediakan.
Dan mengapa air bekas wudlu yang perlu dikelola, adalah karena air bekas wudlu mempunyai keutamaan-keutamaan sebagai berikut:
- Air yang kita gunakan untuk berwudlu, kelak di hari kiyamat akan menjadi saksi yang melaporkan kesaksiannya kepada Allah SWT.
- Tetesan-tetesan dari anggota wudlu menjelma menjadi para malaikat Allah SWT. Malaikat Allah tidak akan mati sebelum datang hari Kiyamat. "Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah[767]. (QS. Ar-Ra’d: 11)
Selain dua hal di atas mengapa air bekas wudlu yang perlu dikelola?
Adalah karena air tersebut setelah digunakan untuk berwudlu tidak berubah sifat
dan tidak terkontaminasi oleh zat-zat yang berbahaya, karena persyaratan air
yang bisa digunakan untuk berwudlu adalah air yang suci dan mensucikan (thayyib-muthayyib).
Jadi jika dimanfaatkan untuk
menyirami tanaman-tanaman atau memberi minum hewan ternak akan lebih berkah
daripada yang disirami dengan air yang yang bukan air bekas wudlu. Berkah
dalam arti bahasa yaitu bertambahnya nilai kebaikan yang ada pada sesuatu.
Berkah dalam hal bisa berarti pertumbuhan lebih bagus, bunganya lebih indah
menawan, baunya lebih harum, dan buahnya lebih nikmat, vitamin yang halal dan thayyib.
[1] Rifa’i,Muhammad, Drs. H., hal
63
[2] QS. Al Anbiya’: 30, “…. . Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup …..”
[3] Sumarsono,
Bagyo, Ir.,S.Pd, (2009) hal.18-19.
PENYAJIAN HASIL PENGAMATAN
Di SMP Negeri 2 Sawahan siswa/siswinya 99 % Muslim, juga pendidik dan tenaga kependidikannya 95 %
Muslim. Di sana diadakan kegiatan pembiasaan Shalat Dhuha pada jam istirahat bagi siswa/siswi kelas VII dan Shalat Dhuhur berjama’ah setelah jam pelajaran terakhir bagi siswa/siswi kelas VIII dan Shalat-shalat nawafil bagi siswa/siswi kelas IX pada saat jam pelajaran PAI yang dilaksanakan di
Mushalla sekolah.
Sebelum melaksanakan
shalat para siswa secara bergiliran antri untuk berwudlu. Pada saat antrian
wudlu kita amati, beberapa orang siswa melakukan sambil bersendau gurau dengan
teman-temannya, padahal air yang mestinya digunakan untuk berwudlu terus
mengalir dengan percuma. Pada kesempatan yang lain kita amati beberapa orang
siswa berwudlu dengan basuhan pada kaki secara berulang-ulang sampai melebihi 3
kali basuhan. Terkadang juga terjadi namanya anak-anak, menggoda temannya yang
sudah wudlu disentuh padahal lain jenis agar batal. Karena batal ia harus wudlu
lagi.
Di sisi lain kita
mengamati air-air yang habis digunakan untuk wudlu mengalir terbuang begitu
saja ke selokan. Padahal kalau kita pikirkan air wudlu itu bersih dan suci dan
setelah digunakan wudlupun tetap bersih tidak merubah sifat air tersebut.
Seandainya diambil untuk diminumkan ke hewan ternak pun tidak akan berbahaya,
juga untuk disiramkan ke tanaman tidak berbahaya. Tetapi air tersebut tidak
dimanfaatkan untuk apa-apa, dibuang begitu saja.
Hal ini menandakan
bahwa para siswa belum mempunyai kepedulian terhadap lingkungan hidup. Padahal
di sekitar lingkungan mereka misalnya taman-taman sekolah dan juga
tanaman-tanaman yang pot tidak jarang mengalami keterlambatan menerima siraman
air. Tidak jarang guru harus memerintah untuk menyiram melalui pemberian sanksi
karena melanggar tata tertib sekolah.
Oleh karena itu melalui kegiatan pengelolaan air wudlu ini, kami
selaku pendidik Agama Islam mengajarkan kepada para siswa:
1.
Untuk berhemat
dalam menggunakan air.
2.
Untuk
peduli terhadap tanaman dan hewan yang juga membutuhkan air.
Di sekolah kami SMP Negeri 2 Sawahan, para siswa dibiasakan untuk
shalat dhuha pada jam istirahat pertama dan
shalat Dhuhur berjamaah setelah selesai pelajaran terakhir serta shalat shalat-shalat nawafil pada saat jam pelajaran PAI. Karena
terbatasnya lokasi pada tempat ibadah yang ada di sekolah, sedangkan jumlah
rombongan belajarnya 36 maka kami membuat jadwal shalat untuk mereka agar masing-masing kelas mendapat kesempatan.
Tempat wudlu kita atur, selokannya ditutup dan airnya dialirkan ke
arah tandon (tampungan air). Selain itu kami juga menempatkan bak air di bawah
kran air tempat untuk berwudlu. Para siswa diberi penjelasan mengenai alasan kegiatan pemanfaatan
air bekas wudlu untuk menyiram tanaman. Yaitu karena sebagai orang yang beriman
kita dilarang melakukan pemborosan atau menyia-nyiakan sesuatu (disini adalah
air bekas wudlu). Diperhatikan dari sifatnya air tidak mengalami perubahan
setelah digunakan untuk berwudlu. Jadi tidak membahayakan bagi tanaman yang
disiram dengannya.
Bahkan kita tanamkan keyakinan dalam hati siswa bahwa air yang menetes dari anggota wudlu kita oleh Allah SWT diciptakan menjadi malaikat yang akan mendoakan terhadap orang yang berwudlu. Jadi jika dimanfaatkan untuk menyirami tanaman-tanaman atau memberi minum hewan ternak akan lebih barakah daripada yang disirami dengan air yang yang bukan air bekas wudlu. Berkah dalam arti bahasa yaitu bertambahnya nilai kebaikan yang ada pada sesuatu. Barakah dalam hal bisa berarti pertumbuhan lebih bagus, bunganya lebih indah menawan, baunya lebih harum, dan buahnya lebih nikmat, vitamin yang halal dan thayyib.
Setelah menerima penjelasan mengenai hikmah dari memanfaatkan air bekas wudlu siswa diberi tugas sebelum mereka secara bergiliran mengambil air bekas wudlu dari bak tampungan air bekas wudlu temannya dengan menggunakan bak ukuran kecil untuk disiramkan ke tanaman yang berada di lingkungan sekolah terutama yang berada di dalam pot-pot. Setelah semua selesai berwudlu baru didirikan shalat berjamaah.
Bahkan kita tanamkan keyakinan dalam hati siswa bahwa air yang menetes dari anggota wudlu kita oleh Allah SWT diciptakan menjadi malaikat yang akan mendoakan terhadap orang yang berwudlu. Jadi jika dimanfaatkan untuk menyirami tanaman-tanaman atau memberi minum hewan ternak akan lebih barakah daripada yang disirami dengan air yang yang bukan air bekas wudlu. Berkah dalam arti bahasa yaitu bertambahnya nilai kebaikan yang ada pada sesuatu. Barakah dalam hal bisa berarti pertumbuhan lebih bagus, bunganya lebih indah menawan, baunya lebih harum, dan buahnya lebih nikmat, vitamin yang halal dan thayyib.
Setelah menerima penjelasan mengenai hikmah dari memanfaatkan air bekas wudlu siswa diberi tugas sebelum mereka secara bergiliran mengambil air bekas wudlu dari bak tampungan air bekas wudlu temannya dengan menggunakan bak ukuran kecil untuk disiramkan ke tanaman yang berada di lingkungan sekolah terutama yang berada di dalam pot-pot. Setelah semua selesai berwudlu baru didirikan shalat berjamaah.
Siswa/siswi berwudhu secara bergantian,
bagi siswa/siswi yang mengantri
diharuskan untuk mengangkat 1 bak air berisi air bekas wudhu
untuk disiramkan ke pot tanaman
Siswa sedang menyiramkan 1 bak air bekas wudhu ke pot
Para siswa yang lain mengambil air bekas wudlu yang terbuang ke tampungan air
Siswa sedang menyiramkan air bekas wudhu ke tanaman di luar pot
Sebagai orang yang beriman kita dilarang berperilaku boros (menyia-nyiakan sesuatu) dan juga dilarang melebihi batas. Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang melebihi batas.
Dari pengamatan terhadap perilaku siswa yang sedang berwudlu didapatkan kesimpulan bahwa kebanyakan mereka belum menyadari telah melakukan penyia-nyiaan terhadap air. Hal inilah yang menjadi pembahasan kami untuk mengelola air bekas wudlu.
Dengan cara menampung air bekas wudlu itu ke bak besar kemudian secara bergiliran siswa bertugas mengambil dengan bak kecil untuk disiramkan ke tanaman terutama yang berada di pot-pot.
Karena air wudlu ini memiliki banyak keutamaan, maka jika disiramkan ke tanaman atau diminumkan ke hewan ternak akan lebih barokah, memberikan kebaikan yang lebih banyak.
Mudah-mudahan tulisan ini bisa bermanfaat bagi pelestarian lingkungan.
SARAN
Kami sarankan khususnya kepada para Guru PAI di mana saja untuk mengajak para siswanya memanfaatkan air bekas wudlu baik di sekolah maupun di rumah, sebagai pembelajaran untuk peduli lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tanggapan