Selasa, 24 April 2018

Beli Flashdisk?

Mau Beli Flashdisk? Perhatikan Ini Dulu...


Gambar Macam-macam Flashdisk

Dahulu untuk menaruh data komputer kita menyimpannya di disket dengan muatan yang terbatas. Namun seiring perkembangan, diciptakanlah USB Flashdisk untuk penyimpanan data yang lebih besar. Dari waktu ke waktu, sudah semakin banyak bermunculan bermacam-macam USB Flashdisk. Bagi para pengguna USB Flashdisk yang ingin membeli seringkali dihadapkan dengan pilihan yang beragam mulai dari kapasitas, bentuk, harga dan kemampuan yang bervariasi.

Dengan pilihan yang semakin banyak kitapun adakalanya bingung untuk menentukan pilihan yang tepat. Untuk itu ada baiknya memerhatikan beberapa hal berikut ini sebelum membeli perangkat mungil ini:

1. Program Keamanan Data
Pada umumnya Flashdisk memiliki fitur menyimpan dan menampilkan data saja. Untuk Flashdisk yang memiliki fitur dasar seperti ini, para penggunanya harus melakukan modifikasi dengan menambahkan beberapa software agar Flashdisk memiliki fitur tambahan.
Contoh penambahan software keamanan adalah dengan menambahkan fitur pengaman data pada Flashdisk. Jika Anda tidak ingin repot soal keamanan data di dalam Flashdisk, Anda bisa memilih Flashdisk yang sudah dilengkapi dengan fitur keamanan. Bahkan, saat ini telah tersedia Flashdisk dengan sistem fingerprint yang mampu memberikan keamanan tingkat tinggi terhadap data yang tersimpan. Untuk mengakses data di dalam Flashdisk dengan sistem fingerprint ini diperlukan sidik jari. Sensor yang unik membuat hanya satu orang saja yang dapat mengakses sistem keamanan ini. 

2. Casing

Casing menjadi salah satu elemen yang harus diperhatikan dalam memilih flashdisk. Bukan hanya warna dan bentuk yang menarik, tetapi harus memperhatikan kekuatan casing. Casing flashdisk yang bagus adalah casing yang akan kuat melekat melindungi bagian dalam flashdisk. Casing flashdisk harus benar-benar kuat terutama karena dalam penggunaannya akan berulangkali harus ditancapkan dan dicabut.

Selain kekuatan casing, ukuran casing juga harus diperhatikan. Jangan sampai ukuran casing yang terlampau besar jadi menghalangi port USB yang bersebelahan sehingga tidak bisa digunakan. Flashdisk yang ramping lebih mudah dibawa dan mudah pula ditancapkan pada port USB yang berdampingan.

Masih berkaitan dengan casing, bagian penting pada casing yang perlu diperhatikan adalah penutup Flashdisk. Sebaiknya pilihlah tutup yang menyambung pada badan flashdisk.

Sebab bagian tutup mudah longgar karena sering dibuka dan ditutup sehingga sering terjadi, tutup flashdisk akan hilang karena sudah lama dipakai. Bila tutup hilang, maka flashdisk rentan mengalami kerusakan karena benda-benda asing yang masuk ke mulut flashdisk. 

3. Memori Penyimpanan

Kini kapasitas flashdisk semakin beragam tersedia di pasaran. Kapasitas yang terlampau kecil semakin sulit ditemukan, sedangkan kapasitas yang semakin besar terus bermunculan. Selain itu, harga flashdisk pun semakin terjangkau. Nah, kapasitas flashdisk yang dipilih tergantung pada tujuan penggunaannya dan juga kemampuan daya beli.

Sebagai gambaran, untuk keperluan transfer dokumen dibutuhkan kapasitas 1-2 GB, untuk keperluan transfer foto dan musik diperlukan kapasitas 2-6 GB, untuk transfer file film dibutuhkan 4-12 GB, lalu untuk menjalankan program-program portabel diperlukan kapasitas 1-2 TB, untuk menjaga keamanan USB flash drive diperlukan ruang sebesar 1-2 GB 

4. Kecepatan Transfer Data

Kecepatan transfer data adalah kecepatan yang dimiliki flashdisk untuk membaca data dan menyimpan data. Kecepatan membaca data biasanya lebih tinggi daripada kecepatan menyimpan. Kecepatan membaca tertinggi pada flashdisk mencapai 34 Mbyte/s (272 Mbit/s), sedangkan untuk kecepatan penyimpanan maksimal mencapai 28 Mbyte/s (224 Mbit/s). Sementara itu kecepatan transfer data dari USB 2.0 berkisar antara 14 Mb/s hingga 24 Mb/s. Tetapi kecepatan tersebut nantinya akan menurun jika menggunakan kabel USB atau USB hub. 

5. USB Flashdisk Khusus untuk Travelling

Bagi Anda yang memiliki keharusan untuk melakukan traveling dengan membawa data penting dan menghadapi banyak resiko dalam perjalanan, maka sebaiknya pilihlah flashdisk yang secara khusus dirancang untuk keadaan seperti ini. Flashdisk jenis ini memiliki desain yang kuat dan kokoh. Desain ini dibuat untuk menghadapi kondisi ekstrim seperti temperatur panas yang tinggi, gesekan yang berlebihan atau tingkat kelembaban yang tinggi. Jenis ini dibuat dengan casing dari karet atau metal serta memiliki ketahanan terhadap air.

Dengan melakukan pemilihan yang baik, kita akan memiliki flashdisk yang tahan lama untuk penggunaannya serta memiliki umur yang panjang. 
(Dikutip dari http://www.kesekolah.com/tutorial/komputer/mau-beli-flashdisk-perha-tikan-ini-dulu.html#sthash.wGR1EIRL.Rje4N18r.dpbs)

Kamis, 19 April 2018

Tokoh Ilmuwan Muslim

TOKOH-TOKOH ILMUWAN MUSLIM
PADA MASA BANI ABBASIYYAH




Dokumen photo tokoh-tokoh ilmuwan Muslim pada masa Bani Abbasiyah:

1. Al Kindi
Abu Yūsuf Yaʻqūb ibn ʼIsḥāq aṣ-Ṣabbāḥ al-Kindī (Arab: أبو يوسف يعقوب بن إسحاق الصبّاح الكندي, Latin: Alkindus) (lahir: 801 - wafat: 873), dikenal sebagai filsuf pertama yang lahir dari kalangan Islam. Semasa hidupnya, selain bisa berbahasa Arab, ia mahir berbahasa Yunani. Banyak karya-karya para filsuf Yunani diterjemahkannya dalam bahasa Arab; antara lain karya Aristoteles dan Plotinos. Sayangnya ada sebuah karya Plotinus yang diterjemahkannya sebagai karangan Aristoteles yang berjudul Teologi menurut Aristoteles, yang di kemudian hari menimbulkan sedikit kebingungan.

Ia adalah filsuf berbangsa Arab dan dipandang sebagai filsuf Muslim pertama. Secara etnis, al-Kindi lahir dari keluarga berdarah Arab yang berasal dari suku Kindah, salah satu suku besar daerah Jazirah Arab Selatan. Salah satu kelebihan al-Kindi adalah menghadirkan filsafat Yunani kepada kaum Muslimin setelah terlebih dahulu mengislamkan pikiran-pikiran asing tersebut.

Al Kindi telah menulis banyak karya dalam pelbagai disiplin ilmu, dari metafisika, etika, logika dan psikologi, hingga ilmu pengobatan, farmakologi, matematika, astrologi dan optik, juga meliputi topik praktis seperti parfum, pedang, zoologi, kaca, meteorologi dan gempa bumi.

Di antaranya ia sangat menghargai matematika. Hal ini disebabkan karena matematika, bagi al-Kindi, adalah mukaddimah bagi siapa saja yang ingin mempelajari filsafat. Mukaddimah ini begitu penting sehingga tidak mungkin bagi seseorang untuk mencapai keahlian dalam filsafat tanpa terlebih dulu menguasai matematika. Matematika di sini meliputi ilmu tentang bilangan, harmoni, geometri dan astronomi.

Yang paling utama dari seluruh cakupan matematika di sini adalah ilmu bilangan atau aritmetika karena jika bilangan tidak ada, maka tidak akan ada sesuatu apapun.

Al-Kindi membagi daya jiwa menjadi tiga: daya bernafsu (appetitive), daya pemarah (irascible), dan daya berpikir (cognitive atau rational). Sebagaimana Plato, ia membandingkan ketiga kekuatan jiwa ini dengan mengibaratkan daya berpikir sebagai sais kereta dan dua kekuatan lainnya (pemarah dan nafsu) sebagai dua ekor kuda yang menarik kereta tersebut. Jika akal budi dapat berkembang dengan baik, maka dua daya jiwa lainnya dapat dikendalikan dengan baik pula. Orang yang hidupnya dikendalikan oleh dorongan-dorongan nafsu birahi dan amarah diibaratkan al-Kindi seperti anjing dan babi, sedang bagi mereka yang menjadikan akal budi sebagai tuannya, mereka diibaratkan sebagai raja.

Menurut al-Kindi, fungsi filsafat sesungguhnya bukan untuk menggugat kebenaran wahyu atau untuk menuntut keunggulan yang lancang atau menuntut persamaan dengan wahyu. Filsafat haruslah sama sekali tidak mengajukan tuntutan sebagai jalan tertinggi menuju kebenaran dan mau merendahkan dirinya sebagai penunjang bagi wahyu.

Ia mendefinisikan filsafat sebagai pengetahuan tentang segala sesuatu sejauh jangkauan pengetahuan manusia. Karena itu, al-Kindi dengan tegas mengatakan bahwa filsafat memiliki keterbatasan dan bahwa ia tidak dapat mengatasi problem semisal mukjizat, surga, neraka, dan kehidupan akhirat. Dalam semangat ini pula, al-Kindi mempertahankan penciptaan dunia ex nihilio, kebangkitan jasmani, mukjizat, keabsahan wahyu, dan kelahiran dan kehancuran dunia oleh Tuhan.

Al-Kindi mengumpulkan berbagai karya filsafat secara ensiklopedis, yang kemudian diselesaikan oleh Ibnu Sina (Avicenna) seabad kemudian. Ia juga tokoh pertama yang berhadapan dengan berbagai aksi kejam dan penyiksaan yang dilancarkan oleh para bangsawan religius-ortodoks terhadap berbagai pemikiran yang dianggap bid'ah, dan dalam keadaan yang sedemikian tragis (terhadap para pemikir besar Islam), al Kindi dapat membebaskan diri dari upaya kejam para bangsawan religius-ortodoks itu.
) Sekilas sejarah pemikiran filsuf di atas dinukil dari Wikipedia Ensiklopedia Bebas (Bahasa 'Inggris) dan bukunya Zainul Hamdi, "Tujuh Filsuf Pembuka Pintu Gerbang Filsafat Modern", LKiS, Jogja) 

Gb. Al-Kindi

2. Al Farabi
Abū Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Fārābi' (870-950, Bangsa Turk: Farabi, Bahasa Persia: محمد فارابی) singkat Al-Farabi adalah ilmuwan dan filsuf Islam berasal dari Farab, Kazakhstan. Ia juga dikenal dengan nama Abū Nasir al-Fārābi (dalam beberapa sumber ia dikenal sebagai Abu Nasr Muhammad Ibn Muhammad Ibn Tarkhan Ibn Uzalah Al- Farabi, juga dikenal di dunia barat sebagai Alpharabius, Al-Farabi, Farabi, dan Abunasir. 

Gb. Al-Farabi

Kehidupan dan Pembelajaran:
Al-Farabi berpakaian rapi sejak kecil. Ayahnya seorang opsir tentara Turki keturunan Persia, sedangkan ibunya berdarah Turki asli. Sejak dini ia digambarkan memiliki kecerdasan istimewa dan bakat besar untuk menguasai hampir setiap subyek yang dipelajari.[4] Pada masa awal pendidikannya ini, al-Farabi belajar al-Qur’an, tata bahasa, kesusasteraan, ilmu-ilmu agama (fiqh, tafsir dan ilmu hadits) dan aritmetika dasar.[4]

Al-Farabi muda belajar ilmu-ilmu islam dan musik di Bukhara, dan tinggal di Kazakhstan sampai umur 50. Ia pergi ke Baghdad untuk menuntut ilmu di sana selama 20 tahun.[4]

Setelah kurang lebih 10 tahun tinggal di Baghdad, yaitu kira-kira pada tahun 920 M, al Farabi kemudian mengembara di kota Harran yang terletak di utara Syria, di mana saat itu Harran merupakan pusat kebudayaan Yunani di Asia kecil.[4] Ia kemudian belajar filsafat dari Filsuf Kristen terkenal yang bernama Yuhana bin Jilad.[4].

Tahun 940M, al Farabi melajutkan pengembaraannya ke Damaskus dan bertemu dengan Sayf al Dawla al Hamdanid, Kepala daerah (distrik) Aleppo, yang dikenal sebagai simpatisan para Imam Syi’ah.[5] Kemudian al-Farabi wafat di kota Damaskus pada usia 80 tahun (Rajab 339 H/ Desember 950 M) pada masa pemerintahan Khalifah Al Muthi’ (masih dinasti Abbasiyyah).[5]

Al-Farabi adalah seorang komentator filsafat Yunani yang ulung di dunia Islam.[1] Meskipun kemungkinan besar ia tidak bisa berbahasa Yunani, ia mengenal para filsuf Yunani; Plato, Aristoteles dan Plotinus dengan baik.[5] Kontribusinya terletak di berbagai bidang seperti matematika, filosofi, pengobatan, bahkan musik.[5] Al-Farabi telah menulis berbagai buku tentang sosiologi dan sebuah buku penting dalam bidang musik, Kitab al-Musiqa.[5] Selain itu, ia juga dapat memainkan dan telah menciptakan bebagai alat musik.[5]

Al-Farabi dikenal dengan sebutan "guru kedua" setelah Aristoteles, karena kemampuannya dalam memahami Aristoteles yang dikenal sebagai guru pertama dalam ilmu filsafat.[5]

Dia adalah filsuf Islam pertama yang berupaya menghadapkan, mempertalikan dan sejauh mungkin menyelaraskan filsafat politik Yunani klasik dengan Islam serta berupaya membuatnya bisa dimengerti di dalam konteks agama-agama wahyu.[5]

Al-Farabi hidup pada daerah otonomi di bawah pemerintahan Sayf al Dawla [5] dan di zaman pemerintahan dinasti Abbasiyyah, yang berbentuk Monarki yang dipimpin oleh seorang Khalifah.[5] Ia lahir dimasa kepemimpinan Khalifah Mu’tamid (869-892 M) dan meninggal pada masa pemerintahan Khalifah Al-Muthi’ (946-974 M) di mana periode tersebut dianggap sebagai periode yang paling kacau karena ketiadaan kestabilan politik.[1]

Dalam kondisi demikian, al-Farabi berkenalan dengan pemikiran-pemikiran dari para ahli Filsafat Yunani seperti Plato dan Aristoteles dan mencoba mengkombinasikan ide atau pemikiran-pemikiran Yunani Kuno dengan pemikiran Islam untuk menciptakan sebuah negara pemerintahan yang ideal (Negara Utama).[4]

3. Ibnu Sina

Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai "Avicenna" di Dunia Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan dan dokter kelahiran Persia(sekarang Iran). Ia juga seorang penulis yang produktif yang sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi banyak orang, dia adalah "Bapak Pengobatan Modern". Karyanya yang sangat terkenal adalah al-Qānūn fī aṭ-Ṭibb yang merupakan Referensi di bidang kedokteran selama berabad-abad.

Ibnu Sina bernama lengkap Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā (Persia ابوعلى سينا Abu Ali Sina, arab : أبو علي الحسين بن عبد الله بن سينا). Ibnu Sina lahir pada 980 di Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan dan meninggal bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran).

Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak di antaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. " George Sarton menyebut Ibnu Sina "ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat dan waktu". Karyanya yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine (Al-Qanun fi At Tibb).
Gb. Ibnu Sina

4. Al Ghazali

Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i (lahir di Thus; 1058 / 450 H – meninggal di Thus; 1111 / 14 Jumadil Akhir 505 H; umur 52–53 tahun) adalah seorang filosof dan teolog muslim Persia, yang dikenal sebagai Algazel di dunia Barat abad Pertengahan.[1][2][3]

Ia berkuniah Abu Hamid karena salah seorang anaknya bernama Hamid.[butuh rujukan] Gelar dia al-Ghazali ath-Thusi berkaitan dengan ayahnya yang bekerja sebagai pemintal bulu kambing dan tempat kelahirannya yaitu Ghazalah di Bandar Thus, Khurasan, Persia (Iran). Sedangkan gelar asy-Syafi'i menunjukkan bahwa dia bermazhab Syafi'i. Ia berasal dari keluarga yang miskin. Ayahnya mempunyai cita-cita yang tinggi yaitu ingin anaknya menjadi orang alim dan saleh. Imam Al-Ghazali adalah seorang ulama, ahli pikir, ahli filsafat Islam yang terkemuka yang banyak memberi sumbangan bagi perkembangan kemajuan manusia. Ia pernah memegang jawatan sebagai Naib Kanselor di Madrasah Nizhamiyah, pusat pengajian tinggi di Baghdad. Imam Al-Ghazali meninggal dunia pada 14 Jumadil Akhir tahun 505 Hijriah bersamaan dengan tahun 1111 Masehi di Thus. Jenazahnya dikebumikan di tempat kelahirannya.

Pendidikan

Pada tingkat dasar, dia mendapat pendidikan secara gratis dari beberapa orang guru karena kemiskinan keluarganya. Pendidikan yang diperoleh pada peringkat ini membolehkan dia menguasai Bahasa Arab dan Parsi dengan fasih. Oleh sebab minatnya yang mendalam terhadap ilmu, dia mula mempelajari ilmu ushuluddin, ilmu mantiq, usul fiqih,filsafat, dan mempelajari segala pendapat keeempat mazhab hingga mahir dalam bidang yang dibahas oleh mazhab-mazhab tersebut. Selepas itu, dia melanjutkan pelajarannya dengan Ahmad ar-Razkani dalam bidang ilmu fiqih, Abu Nasr al-Ismail di Jarajan, dan Imam Harmaim di Naisabur. Oleh sebab Imam al-Ghazali memiliki ketinggian ilmu, dia telah dilantik menjadi mahaguru di Madrasah Nizhamiyah (sebuah universitas yang didirikan oleh perdana menteri) di Baghdad pada tahun 484 Hijrah. Kemudian dia dilantik pula sebagai Naib Kanselor di sana. Ia telah mengembara ke beberapa tempat seperti Mekkah,Madinah,Mesir dan Jerusalem untuk berjumpa dengan ulama-ulama di sana untuk mendalami ilmu pengetahuannya yang ada. Dalam pengembaraan, dia menulis kitab Ihya Ulumuddin yang memberi sumbangan besar kepada masyarakat dan pemikiran manusia dalam semua masalah. 

5. ....

Senin, 12 Februari 2018

Hormat dan Patuh kepada Orang Tua

HORMAT DAN PATUH KEPADA ORANG TUA
DAN GURU



Materi pelajaran yang menerangkan tentang perilaku hormat dan patuh kepada orang tua cukup banyak, tetapi para peserta didik harus selektif memilih referensi, karena tidak sedikit postingan yang ditulis oleh orang yang tidak memiliki kapabilitas keilmuan yang cukup.

Makalah ini mugkin diambil sebagai rujukan:


KEUTAMAAN BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA DAN PAHALANYA

Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas


Di antara keutamaan berbakti kepada kedua orang tua yaitu sbb:

Pertama.
Bahwa berbakti kepada kedua orang tua adalah amal yang paling utama. Dengan dasar diantaranya yaitu hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang disepakati oleh Bukhari dan Muslim, dari sahabat Abu Abdirrahman Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dia berkata :

سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ؟ قَالَ : اَلصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا قَالَ : قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ : بِرُّ الْوَالِدَيْنِ قَالَ : قُلْتُ : ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ : اَلْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
“Aku bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang amal-amal yang paling utama dan dicintai Allah ? Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, Pertama shalat pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal waktunya), kedua berbakti kepada kedua orang tua, ketiga jihad di jalan Allah” [Hadits Riwayat Bukhari I/134, Muslim No.85, Fathul Baari 2/9]

Dengan demikian jika ingin kebajikan harus didahulukan amal-amal yang paling utama di antaranya adalah birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua).

Kedua.
Bahwa ridla Allah tergantung kepada keridlaan orang tua. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad, Ibnu HIbban, Hakim dan Imam Tirmidzi dari sahabat Abdillah bin Amr bin Ash Radhiyallahu ‘anhuma dikatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

رِضَا الرَبِّ فِى رِضَا الوَالِدِ و سُخْطُ الرَبِّ فِى سُخْطِ الوَالِدِ

“Ridla Allah tergantung kepada keridlaan orang tua dan murka Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua” [Hadits Riwayat Bukhari dalam Adabul Mufrad (2), Ibnu Hibban (2026-Mawarid-), Tirmidzi (1900), Hakim (4/151-152)]

Ketiga.
Bahwa berbakti kepada kedua orang tua dapat menghilangkan kesulitan yang sedang dialami yaitu dengan cara bertawasul dengan amal shahih tersebut. Dengan dasar hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Ibnu Umar, dia berkata :

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pada suatu hari tiga orang berjalan, lalu kehujanan. Mereka berteduh pada sebuah gua di kaki sebuah gunung. Ketika mereka ada di dalamnya, tiba-tiba sebuah batu besar runtuh dan menutupi pintu gua. Sebagian mereka berkata pada yang lain, ‘Ingatlah amal terbaik yang pernah kamu lakukan’. Kemudian mereka memohon kepada Allah dan bertawassul melalui amal tersebut, dengan harapan agar Allah menghilangkan kesulitan tersebut. Salah satu diantara mereka berkata, “Ya Allah, sesungguhnya aku mempunyai kedua orang tua yang sudah lanjut usia sedangkan aku mempunyai istri dan anak-anak yang masih kecil. Aku mengembala kambing, ketika pulang ke rumah aku selalu memerah susu dan memberikan kepada kedua orang tuaku sebelum orang lain. Suatu hari aku harus berjalan jauh untuk mencari kayu bakar dan mencari nafkah sehingga pulang telah larut malam dan aku dapati kedua orang tuaku sudah tertidur, lalu aku tetap memerah susu sebagaimana sebelumnya. Susu tersebut tetap aku pegang lalu aku mendatangi keduanya namun keduanya masih tertidur pulas. Anak-anakku merengek-rengek menangis untuk meminta susu ini dan aku tidak memberikannya. Aku tidak akan memberikan kepada siapa pun sebelum susu yang aku perah ini kuberikan kepada kedua orang tuaku. Kemudian aku tunggu sampai keduanya bangun. Pagi hari ketika orang tuaku bangun, aku berikan susu ini kepada keduanya. Setelah keduanya minum lalu kuberikan kepada anak-anaku. Ya Allah, seandainya perbuatan ini adalah perbuatan yang baik karena Engkau ya Allah, bukakanlah. “Maka batu yang menutupi pintu gua itupun bergeser” [Hadits Riwayat Bukhari (Fathul Baari 4/449 No. 2272), Muslim (2473) (100) Bab Qishshah Ashabil Ghaar Ats Tsalatsah Wat-Tawasul bi Shalihil A’mal]

Ini menunjukkan bahwa perbuatan berbakti kepada kedua orang tua yang pernah kita lakukan, dapat digunakan untuk bertawassul kepada Allah ketika kita mengalami kesulitan, Insya Allah kesulitan tersebut akan hilang. Berbagai kesulitan yang dialami seseorang saat ini diantaranya karena perbuatan durhaka kepada kedua orang tuanya.

Kalau kita mengetahui, bagaimana beratnya orang tua kita telah bersusah payah untuk kita, maka perbuatan ‘Si Anak’ yang ‘bergadang’ untuk memerah susu tersebut belum sebanding dengan jasa orang tuanya ketika mengurusnya sewaktu kecil.

‘Si Anak’ melakukan pekerjaan tersebut tiap hari dengan tidak ada perasaan bosan dan lelah atau yang lainnya. Bahkan ketika kedua orang tuanya sudah tidur, dia rela menunggu keduanya bangun di pagi hari meskipun anaknya menangis. Ini menunjukkan bahwa kebutuhan kedua orang tua harus didahulukan daripada kebutuhan anak kita sendiri dalam rangka berbakti kepada kedua orang tua. Bahkan dalam riwayat yang lain disebutkan berbakti kepada orang tua harus didahulukan dari pada berbuat baik kepada istri sebagaimana diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhuma ketika diperintahkan oleh bapaknya (Umar bin Khaththab) untuk menceraikan istrinya, ia bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ceraikan istrimuu” [Hadits Riwayat Abu Dawud No. 5138, Tirimidzi No. 1189 beliau berkata, “Hadits Hasan Shahih”]

Dalam riwayat Abdullah bin Mas’ud yang disampaikan sebelumnya disebutkan bahwa berbakti kepada kedua orang tua harus didahulukan daripada jihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Begitu besarnya jasa kedua orang tua kita, sehingga apapun yang kita lakukan untuk berbakti kepada kedua orang tua tidak akan dapat membalas jasa keduanya. Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari disebutkan bahwa ketika sahabat Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhuma melihat seorang menggendong ibunya untuk tawaf di Ka’bah dan ke mana saja ‘Si Ibu’ menginginkan, orang tersebut bertanya kepada, “Wahai Abdullah bin Umar, dengan perbuatanku ini apakah aku sudah membalas jasa ibuku.?” Jawab Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhuma, “Belum, setetespun engkau belum dapat membalas kebaikan kedua orang tuamu” [Shahih Al Adabul Mufrad No.9]

Orang tua kita telah megurusi kita mulai dari kandungan dengan beban yang dirasakannya sangat berat dan susah payah. Demikian juga ketika melahirkan, ibu kita mempertaruhkan jiwanya antara hidup dan mati. Ketika kita lahir, ibu lah yang menyusui kita kemudian membersihkan kotoran kita. Semuanya dilakukan oleh ibu kita, bukan oleh orang lain. Ibu kita selalu menemani ketika kita terjaga dan menangis baik di pagi, siang atau malam hari. Apabila kita sakit tidak ada yang bisa menangis kecuali ibu kita. Sementara bapak kita juga berusaha agar kita segera sembuh dengan membawa ke dokter atau yang lain. Sehingga kalau ditawarkan antara hidup dan mati, ibu kita akan memilih mati agar kita tetap hidup. Itulah jasa seorang ibu terhadap anaknya.

Keempat.
Dengan berbakti kepada kedua orang tua akan diluaskan rizki dan dipanjangkan umur. Sebagaimana dalam hadits yang disepakati oleh Bukhari dan Muslim, dari sahabat Anas Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ، وَيَنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Barangsiapa yang suka diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi” [Hadits Riwayat Bukhari 7/72, Muslim 2557, Abu Dawud 1693]

Dalam ayat-ayat Al-Qur’an atau hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dianjurkan untuk menyambung tali silaturahmi. Dalam silaturahmi, yang harus didahulukan silaturahmi kepada kedua orang tua sebelum kepada yang lain. Banyak diantara saudara-saudara kita yang sering ziarah kepada teman-temannya tetapi kepada orang tuanya sendiri jarang bahkan tidak pernah. Padahal ketika masih kecil dia selalu bersama ibu dan bapaknya. Tapi setelah dewasa, seakan-akan dia tidak pernah berkumpul bahkan tidak kenal dengan kedua orang tuanya. Sesulit apapun harus tetap diusahakan untuk bersilaturahmi kepada kedua orang tua. Karena dengan dekat kepada keduanya insya Allah akan dimudahkan rizki dan dipanjangkan umur. Sebagaimana dikatakan oleh Imam Nawawi bahwa dengan silaturahmi akan diakhirkannya ajal dan umur seseorang.[1] walaupun masih terdapat perbedaan dikalangan para ulama tentang masalah ini, namun pendapat yang lebih kuat berdasarkan nash dan zhahir hadits ini bahwa umurnya memang benar-benar akan dipanjangkan.

Kelima.
Manfaat dari berbakti kepada kedua orang tua yaitu akan dimasukkan ke jannah (surga) oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di dalam hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam disebutkan bahwa anak yang durhaka tidak akan masuk surga. Maka kebalikan dari hadits tersebut yaitu anak yang berbuat baik kepada kedua orang tua akan dimasukkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala ke jannah (surga).

Dosa-dosa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala segerakan adzabnya di dunia diantaranya adalah berbuat zhalim dan durhaka kepada kedua orang tua. Dengan demikian jika seorang anak berbuat baik kepada kedua orang tuanya, Allah Subahanahu wa Ta’ala akan menghindarkannya dari berbagai malapetaka, dengan izin Allah.

[Disalin dari Kitab Birrul Walidain, edisi Indonesia Berbakti Kepada Kedua Orang Tua, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Darul Qolam. Komplek Depkes Jl. Raya Rawa Bambu Blok A2, Pasar Minggu – Jakarta. Cetakan I Th 1422H /2002M]
_______
Footnote.
[1] Riyadlush Shalihin, hadits No. 319



Sumber: https://almanhaj.or.id/404-keutamaan-berbakti-kepada-kedua-orang-tua-dan-pahalanya.html

ini salah satu sumber yang lazim.

Rabu, 03 Januari 2018

Pengawas yang Diawasi

PERILAKU PENGAWAS UJIAN
KETIKA SEDANG MELAKSANAKAN TUGAS


Pendahuluan
Tugas mengawasi ujian bagi seorang guru adalah merupakan aktifitas rutin. Serutin pelaksanaan evaluasi pendidikan yang dilakukan secara formal pada lembaga-lembaga pendidikan. Mulai dari Ulangan Tengah Semester (UTS), Ulangan Akhir Semester (UAS), Ulangan Kenaikan Kelas (UKK), Try Out UN, UN, dan Ujian Sekolah.
Pekerjaan mengawasi ujian adalah pekerjaan yang menjenuhkan di satu sisi, namun di sisi lain merupakan keberuntungan karena di beberapa tempat tugas mengawasi ujian itu mendapat honor. Karena sedang mengalami kejenuhan mengawasi peserta ujian, maka dengan tanpa disadari para pengawas bahkan perilakunya menjadi objek yang diawasi oleh para peserta ujian.
Apa komentar para peserta ujian mengamati perilaku seorang pengawas? Berikut ini penulis paparkan beberapa komentar peserta ujian:
1.      Pengawasnya mengantuk
2.      Pengawasnya mainan Hand Phone
3.      Pengawasnya FB-an
4.      Pengawasnya asyik baca koran atau majalah
5.      Pengawasnya sibuk mengoreksi tugas

Problematika
Dari paparan beberapa komentar di atas memunculkan permasalahan:
1.      Apa tujuan dan fungsi kepengawasan dalam pelaksanaan evaluasi belajar?
2.   Apa sebenarnya tugas pengawas ujian dalam pelaksanaan ujian / ulangan?

Solusi
1.  Pengawas diganti dengan alat/mesin pemantau jarak jauh, semisal CCTV.
2.  Sistem tes/ujian berbasis komputer, korektor adalah alat/scaner atau aplikasi komputer.

Sumber:
Menggagas sistem penilaian yang efektif dan efisien 

Selasa, 02 Januari 2018

Pembekalan Life Skill Siswa




Mari menyimak, kisah pembinaan ekskul Jurnalistik di SMPN 1 Mejayan!

Ada beberapa pendapat bahwa menjadi pembina ektrakurikuler (Ekskul) Jurnalistik sangatlah berat dan membutuhkan kerja keras. Bagaimana tidak? Guru pembina Ekskul Jurnalistik harus paham betul dengan dunia ”pers” misalnya rapat redaksi, penentuan tema, liputan, wawancara kemudian lanjut ke huting, headline, editing sampai ke proses layouting sebelum diterbitkan. Padahal materi ekskul jurnalistik tidak seserius seperti itu bahkan bisa disederhanakan sesuai kemampuan siswa setarap SMP, tergantung bagaimana tehnik guru pembina menyiasatinya.

Sebenarnya untuk mengawali ekskul jurnalistik sangatlah mudah, asal guru pembina jangan terjebak oleh teori yang muluk-muluk tentang jurnalistik, siswa bisa lari meninggalkan. Seperti kegiatan ekskul Jurnalistik di SMP Negeri 1 Mejayan, proses awal pembinaan siswa diberi pelatihan sederhana namun tidak membosankan, antara lain siswa diajak menulis pengalaman yang mengesankan atau yang unik dalam bentuk bebas (puisi, prosa, artikel atau teks humor), selanjutnya hasil karya dibahas bersama-sama. Setelah melalui proses pengeditan karya-karya tersebut dipajang di majalah dinding (mading) atau majalah sekolah (masis). Siswa merasa bangga, karena hasil karyanya dihargai.

Pembinaan berikutnya mulai ditingkatkan dengan memberi tehnik-tehnik kepenulisan, peliputan dan wawancara. Setelah itu siswa diminta terjun langsung meliput berita, berwawancara langsung dengan narasumber. Obyeknya bisa lingkungan sekolah, antara lain Kantin Kejujuran, Duta Lingkungan, Ekskul PMR, Pramuka, Teater atau pemilihan ketua OSIS secara deskripsi. Bisa pula mewawancari siswa berprestasi, Gupres, ketua OSIS atau para pembina ekskul. Lebih afdhol lagi peliputan dilengkapi dengan foto-foto. Pasti siswa makin antusias dengan ekskul Jurnalistik.

Pada dasarnya ekskul Jurnalistik di sekolah terletak pada momen mendiskripsikan catatan harian, laporan kegiatan yang jadi ajang latihan menulis, membaca, merangkum dan mengevaluasi masalah serta mengasah ketrampilan berbicara pada siswa lewat wawancara. Lantas hasil karya-karya siswa tersebut ditampilkan di mading atau masis. Di SMP Negeri 1 Mejayan memiliki dua media untuk menampilkan karya-karya siswa, yaitu mading ”Brawijaya” dan masis ”Ekspresi.”

Yang perlu digarisbawahi, ekskul Jurnalistik di SMP Negeri 1 Mejayan menjadikan siswa mampu berinteraksi dengan banyak orang, kritis terhadap informasi yang diterima di lingkungan dan berani menganalisa informasi tersebut dalam bentuk tulisan. Maka jelas sudah bahwa ekskul Jurnalistik memberi bekal life skill pada siswa. Siswa menjadi percaya diri untuk menyalurkan minat dan bakatnya dalam bidang kebahasaan. Bukan hal baru bila peserta ekskul Jurnalistik SMP Negeri 1 Mejayan sering menjadi langganan pemenang lomba menulis puisi, cerpen, surat dan berpidato. Ada pula beberapa karya siswa di muat di media massa remaja Nasional.

Bahkan beberapa alumni peserta ekskul Jurnalistik di SMP Negeri 1 Mejayan ada yang menjadi cerpenis, novelis, motivator setarap Mario Teguh, bahkan ada yang menjadi reporter Surat Kabar ternama. Ekskul Jurnalistik mampu mengali Life Skill untuk bekal di masa depan.

Ekskul Jurnalistik memang keren!

Sumber:
http://dindik.madiunkab.go.id/index.php/en/2017-03-19-13-16-10/lemabaga-smp/659-ekskul-jurnalistik-menggali-life-skill-siswa

Save Our Students

JADIKAN GADGET PERBAIKAN PERILAKU SISWA



Inspirasi dari salah satu Pendidik/Guru SMPN 1 Mejayan “Sri Handajati,S.Pd.Ina” pembina ektrakurikuler (Ekskul) Jurnalistik telah meraih juara harapan 2 Lomba Nulis dan Cerita Cerpen dalam rangka HUT PGRI ke 72 Tahun 2017 di Wisma Guru Surabaya.

Lomba yang diikuti 57 peserta guru SD, SMP, SMA dan SMK se Jawa Timur dengan tema “ Jadikan Gadget Perbaikan Perilaku Siswa” yang dilaksanakan tanggal 12 September 2017.

“Sri Handajati,S.Pd.Ina” termasuk salah satu pengirim naskah pertama kali ketika awal dibentuknya Program “Cendekia Mejayan” oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Madiun “Sodik Hery Purnomo S.Si” dan terbit di Radar Madiun dengan judul “Gudangnya Wartawan Cilik” pada hari kedua tanggal 5 April 2017.

Salah satu kutipan isi naskah yang telah terbit di Radar Madiun , yakni “Ada beberapa pendapat bahwa menjadi pembina ektrakurikuler (Ekskul) Jurnalistik sangatlah berat dan membutuhkan kerja keras. Bagaimana tidak? Guru pembina Ekskul Jurnalistik harus paham betul dengan dunia ”pers” misalnya rapat redaksi, penentuan tema, liputan, wawancara kemudian lanjut ke huting, headline, editing sampai ke proses layouting sebelum diterbitkan. Padahal materi ekskul jurnalistik tidak seserius seperti itu bahkan bisa disederhanakan sesuai kemampuan siswa setarap SMP, tergantung bagaimana tehnik guru pembina menyiasatinya.

Kembali ke permasalahan utama judul Tema yang diangkat oleh Panitia PGRI Jawa Timur, yakni “Jadikan Gadget Perbaikan Perilaku Siswa” adalah merupakan pendapat yang mempunyai beberapa arah tujuan yang berbeda-beda, karena pengguna Gadget apabila tidak bisa memanfaatkan perkembangan kemajuan ilmu teknologi dengan positif, tentunya justru menjadikan malapetaka bagi penggunanya.

Sebenrnya orang tua dari peserta didik membelikan gadget adalah dengan tujuan agar tidak terlalu ketinggalan jauh dengan perkembangan ilmu teknologi yang sangat pesat, karena aplikasi yang terpasang sudah banyak ragamnya dan dapat dimafaatkan bebas oleh siapapun.

Yang menjadi catatan penting bagi pengguna Gadget adalah gunakan dengan sebaik-baiknya, karena di dunia maya banyak komunitas, forum, group yang membahas berbagai banyak permasalahan tentang perkembangan ilmu teknologi jenis apapun, akan tetapi sebaliknya hati-hati dengan kelompok yang abal-abal justru akan menyesatkan pengguna.

Sekali lagi adanya komunitas, forum, group di dunia maya harus benar-benar dipelajari dan decermati tentang legalitas dari anggota yang tergabung di dalamnya, dipantau dulu jangan gegabah untuk memutuskan sesuatu, apalagi berhubungan dengan sumbangan atau dana, jangan langsung mengasih, harus dipertimbangkan dengan masak-masak.

Selamat dan semoga selalu menjadi sang inspirator bagi siswa/siswi Kabupaten Madiun, khususnya SMPN 1 Mejayan, dan sesuai Slogan dari Program Cendekia Mejayan “maju terus, hebat semua”. 

Sumber:
http://dindik.madiunkab.go.id/index.php/en/2017-03-19-12-43-33/sekretariat/979-jadikan-gadget-perbaikan-perilaku-siswa#comments
Lifelong Education (Belajar Sepanjang Hayat). Dengan ilmu, semua menjadi mudah. Dengan seni, semua menjadi indah. Dengan agama, semua menjadi terarah. Kebersihan adalah Pangkal Kesehatan.