Mari menyimak, kisah pembinaan ekskul Jurnalistik di SMPN 1 Mejayan!
Ada beberapa pendapat bahwa menjadi pembina ektrakurikuler (Ekskul) Jurnalistik sangatlah berat dan membutuhkan kerja keras. Bagaimana tidak? Guru pembina Ekskul Jurnalistik harus paham betul dengan dunia ”pers” misalnya rapat redaksi, penentuan tema, liputan, wawancara kemudian lanjut ke huting, headline, editing sampai ke proses layouting sebelum diterbitkan. Padahal materi ekskul jurnalistik tidak seserius seperti itu bahkan bisa disederhanakan sesuai kemampuan siswa setarap SMP, tergantung bagaimana tehnik guru pembina menyiasatinya.
Sebenarnya untuk mengawali ekskul jurnalistik sangatlah mudah, asal guru pembina jangan terjebak oleh teori yang muluk-muluk tentang jurnalistik, siswa bisa lari meninggalkan. Seperti kegiatan ekskul Jurnalistik di SMP Negeri 1 Mejayan, proses awal pembinaan siswa diberi pelatihan sederhana namun tidak membosankan, antara lain siswa diajak menulis pengalaman yang mengesankan atau yang unik dalam bentuk bebas (puisi, prosa, artikel atau teks humor), selanjutnya hasil karya dibahas bersama-sama. Setelah melalui proses pengeditan karya-karya tersebut dipajang di majalah dinding (mading) atau majalah sekolah (masis). Siswa merasa bangga, karena hasil karyanya dihargai.
Pembinaan berikutnya mulai ditingkatkan dengan memberi tehnik-tehnik kepenulisan, peliputan dan wawancara. Setelah itu siswa diminta terjun langsung meliput berita, berwawancara langsung dengan narasumber. Obyeknya bisa lingkungan sekolah, antara lain Kantin Kejujuran, Duta Lingkungan, Ekskul PMR, Pramuka, Teater atau pemilihan ketua OSIS secara deskripsi. Bisa pula mewawancari siswa berprestasi, Gupres, ketua OSIS atau para pembina ekskul. Lebih afdhol lagi peliputan dilengkapi dengan foto-foto. Pasti siswa makin antusias dengan ekskul Jurnalistik.
Pada dasarnya ekskul Jurnalistik di sekolah terletak pada momen mendiskripsikan catatan harian, laporan kegiatan yang jadi ajang latihan menulis, membaca, merangkum dan mengevaluasi masalah serta mengasah ketrampilan berbicara pada siswa lewat wawancara. Lantas hasil karya-karya siswa tersebut ditampilkan di mading atau masis. Di SMP Negeri 1 Mejayan memiliki dua media untuk menampilkan karya-karya siswa, yaitu mading ”Brawijaya” dan masis ”Ekspresi.”
Yang perlu digarisbawahi, ekskul Jurnalistik di SMP Negeri 1 Mejayan menjadikan siswa mampu berinteraksi dengan banyak orang, kritis terhadap informasi yang diterima di lingkungan dan berani menganalisa informasi tersebut dalam bentuk tulisan. Maka jelas sudah bahwa ekskul Jurnalistik memberi bekal life skill pada siswa. Siswa menjadi percaya diri untuk menyalurkan minat dan bakatnya dalam bidang kebahasaan. Bukan hal baru bila peserta ekskul Jurnalistik SMP Negeri 1 Mejayan sering menjadi langganan pemenang lomba menulis puisi, cerpen, surat dan berpidato. Ada pula beberapa karya siswa di muat di media massa remaja Nasional.
Bahkan beberapa alumni peserta ekskul Jurnalistik di SMP Negeri 1 Mejayan ada yang menjadi cerpenis, novelis, motivator setarap Mario Teguh, bahkan ada yang menjadi reporter Surat Kabar ternama. Ekskul Jurnalistik mampu mengali Life Skill untuk bekal di masa depan.
Ekskul Jurnalistik memang keren!
Sumber:
http://dindik.madiunkab.go.id/index.php/en/2017-03-19-13-16-10/lemabaga-smp/659-ekskul-jurnalistik-menggali-life-skill-siswa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tanggapan